Penerbit Jagat Litera
turut memeriahkan Hari Guru Nasional 2024 dengan mengadakan kegiatan Sekolah
Menulis Jagat dalam Jaringan (SEMEJA DARING). Kegiatan dengan tema
"Menembus Batas Imaji, Mengurai inspirasi dalam Titian Dedikasi"
dilaksanakan pada Sabtu, 30 November 2024 melalui Zoom Meeting. Empat pembicara
dan tiga puluh lima peserta yang terdiri dari siswa, mahasiswa, guru, dan
masyarakat umum mengikuti kegiatan Semeja Daring mulai pukul 09.00 WIB sampai
14.00 WIB. Pemaparan materi oleh pembicara dibagi menjadi 2 sesi dengan
masing-masing sesi terdiri dari 2 pembicara. Pada sesi pertama, materi
disampaikan oleh Dahayu Erinna Wibidianti (siswa kelas 12 SMA Laboratorium UM)
dan Mashdar Zainal (Sastrawan Nasional). Kemudian, materi sesi kedua
disampaikan oleh Prof. Yuni Pratiwi (Guru Besar Departemen Sastra Indonesia UM)
dan Sutrisno Gustiraja Alfarizi (Direktur dan Pendiri Jagat Litera).
Dahayu Erinna Wibidianti
atau lebih akrab disapa Kak Erin menjadi pembicara pertama dengan materi Seni
Menulis Surat dengan tajuk “Merangkai Kata, Menggugah Hati”. Kak Erin memulai
pemaparan materi dengan mengutip pandangan penyair asal Amerika, James Russel
Lowell, yang menyatakan bahwa “The true use of a letter is to let one know that
one is remembered and valued”. Jika diterjemahkan ke dalam Bahas Indonesia,
pandangan tersebut memiliki arti bahwa kegunaan sebenarnya dari sebuah surat
adalah untuk memberitahu seseorang bahwa ia diingat dan dihargai. Setelah itu,
Kak Erin memaparkan materi tentang pengertian surat, jenis-jenis surat, dan
kegunaan surat pada era modern. Tak hanya itu, Kak Erin juga membagikan tip
cara menulis surat pribadi yang mudah diikuti oleh peserta. Sebagai penutup
sesi penyampaian materi, Kak Erin membacakan surat pribadi yang ia buat khusus
untuk memperingati Hari Guru Nasional 2024.
Mashdar Zainal menjadi
pembicara kedua dengan materi Menulis Cerpen yang diberi judul “Sebuah Proses
Kreatif”. Uniknya, Kak Mashdar mengawali sesi penyampaian materi dengan
mengajak para peserta untuk membedah cerpen Laci Kesedihan yang ia tulis pada
tahun 2017 dan sudah dimuat di Koran Tempo. Berkarya hanya membutuhkan 5M merupakan
kalimat yang paling tepat untuk menyimpulkan inti materi yang disampaikan Kak
Mashdar. Menurut Kak Mashdar, menulis membutuhkan 5M, yaitu mengasah,
menangkap, mengunci, mengembangkan, dan menuliskan. Pertama, menulis berarti
mengasah kemampuan dalam memahami ide, konsep, bacaan, dan proses menulis.
Kedua, menulis berarti menangkap suatu konflik untuk dijabarkan sesuai dengan
kreativitas. Ketiga, menulis berarti mengunci ide dan konsep dalam sebuah kata
kunci. Keempat, menulis berarti mengembangkan kata kunci menjadi kerangka
cerita yang lebih runut dan jelas. Kelima, menulis berarti menuliskan atau
praktik untuk mengembangkan kerangka menjadi cerpen utuh yang dapat dinikmati.
Di akhir sesi penyampaian materi, Kak Mashdar mengajak para peserta untuk
berlatih menangkap suatu tema cerita dari beberapa gambar yang disajikan.
Prof. Yuni Pratiwi
menjadi pembicara ketiga dengan materi Menulis Puisi yang diberi tajuk “Menulis
Puisi, Membingkai Pengetahuan dan Pengalaman yang Memesona”. Prof. Yuni
mengawali sesi penyampaian materi dengan menyampaikan bahwa menulis puisi
merupakan kompetensi menulis yang melibatkan area otak kiri dan kanan secara serentak
untuk menghasilkan karya kreatif puisi yang berisi pemikiran bermanfaat (utile)
dan ungkapan perasaan atau hasil imajinasi dengan bahasa yang indah (dulce).
Setelah itu, Prof. Yuni menyampaikan materi dan mengajak para peserta untuk melakukan
beberapa kegiatan berikut sebagai praktik langsung menulis puisi. Pertama, para
peserta diajak untuk memilih pengetahuan dan pengalaman bermakna yang dapat dijadikan
tema puisi. Kedua, para peserta diajak memilih sudut pandang melalui sublimasi
agar pengetahuan dan pengalaman yang bersifat personal memiliki makna universal
yang dapat dinikmati banyak orang. Ketiga, para peserta diajak membangun
kerangka pemikiran berdasarkan sudut pandang yang dipilih. Keempat, para peserta
diajak menjabarkan kerangka pemikiran menjadi kalimat puitik yang bermakna dan
mengandung penghayatan emosi. Kelima, para peserta diajak menyunting puisi agar
kohesif (terkait antarbagian) dan koheren (memiliki kesatuan makna). Keenam,
para peserta diajak menentukan judul yang menarik dan relevan. Keenam, para peserta
diajak memilih pengetahuan dan pengalaman bermakna untuk tema puisi.
Sutrisno Gustiraja
Alfarizi atau yang kerap disapa Kak Gusti menjadi pembicara keempat dengan
materi Menulis Esai yang diberi judul “Mengukir Pendapat Melalui Esai”. Kak
Gusti mengawali sesi penyampaian materi dengan mengutip pernyataan Sergey Brin,
seorang Co-Founder Google, yang menyatakan bahwa “Semua orang ingin sukses,
tapi aku ingin diingat sebagai orang yang sangat inovatif, terpercaya, etis,
dan membuat perubahan dunia”. Melalui pernyataan tersebut, Kak Gusti mengajak
para peserta untuk terus menghasilkan berbagai karya tulis inovatif dan
berkualitas yang nantinya dapat dijadikan bahan bacaan masyarakat luas,
sehingga terbentuk masyarakat yang gemar membaca dan menulis sesuai dengan
bidang masing-masing. Setelah menyampaikan pengertian, tujuan, jenis, manfaat,
dan struktur esai, Kak Gusti juga memberikan contoh bagaimana menulis esai yang
baik. Kemudian, Kak Gusti mengakhiri sesi penyampaian materi dengan
mengungkapkan 3 poin penting, yaitu: 1) menulis adalah melukis dengan
kata-kata, 2) menulis adalah bernapas, dan 3) menulis membutuhkan banyak
membaca dan banyak riset.
Setelah sesi penyampaian
materi selesai, peserta dan pembicara melakukan sesi tanya jawab seputar surat,
cerpen, puisi, dan esai. Pada sesi ini, keempat pemateri menjawab setiap
pertanyaan dengan kritis dan sesuai dengan pengalaman masing-masing. Tak lupa,
panitia juga mengingatkan para peserta untuk memilih jenis tulisan yang akan
dikumpulkan dan dijadikan sebuah antologi.
Dari banyaknya pertanyaan
yang diajukan peserta, dapat disimpulkan bahwa yang paling penting dari
terciptanya karya tulis adalah banyak membaca dan banyak berlatih. Dari Kak
Erin kita dapat belajar bahwa kegemaran membaca sedari kecil akan menjadikan
seseorang mencintai dunia menulis. Dari kak Mashdar kita dapat belajar bahwa
menulis membutuhkan 5M (mengasah, menangkap, mengunci, mengembangkan, dan
menuliskan). Dari Prof. Yuni kita dapat belajar bahwa guru dari menulis adalah
menulis itu sendiri. Dari Kak Gusti kita dapat belajar bahwa yang lebih penting
dari ribuan kata di kepala adalah aksi nyata.
0 Komentar